BAB I
(PENDAHULUAN)
LATAR BELAKANG
Keluaran orang Israel dari Mesir
adalah peritiwa utama sejarah keselamatan dalam Pelajaran Lama. Melalui
peristiwa itu Allah menggenapi janji-janji-Nya kepada para bapak leluhur Israel
bahwa Ia menjadi akan memberikan tanah kepada mereka dan keturunan mereka
akan menjadi bangsa besar. Walaupun itu
penting, namun untuk memastikan tempat dan waktu terjadinya merupakan tugas
yang sukar, sebagian dikarenakan sifat-sifat kitab yang menceritakan tentang
peristiwa itu. Nama firaun yang berhadapan dengan Musa tidak disebut, pasti
dengan sejarah Mesir dan Palestina pada waktu itu. Bukti mengenai peristiwa itu
semuanya bersifat tidak berlangsung, karena itu persoalan sejarah harus
ditangani dahulu sebelum kita beranjak lebih lanjut pada isi dan teologia kitab
ini [1].
Sejarah suci meluas dalam kitab
keluaran. Beberapa abad setelah kematian Yusuf tidak dicatat. Sementara itu
keturunan para Patriarkh menjadi sangat banyak. Firaun yang memerintah pada
wakru itu tidak senang melihat perkembangan penduduk bani Israel ini, dan ia memperbukan dan menindas mereka
dibawah pimpinan Musa, Bangsa Israel dimerdekakan dari perbudakan, dijadikan
bangsa yang merdekan dan dipersiapkan untuk menaklukkan dan menduduki tanah
Kanaan.
Arti rohani perlepasan ini sangat
luas sekali. Empat buku yang sisa dari Pentateukh atau seperanan dari seluruh
Perjanjian Lama digunakan untuk mencatat kejadian yang penting ini.
Perhatikanlah lingkup Perjalanan dan
waktu yang terdapat dalam garis besar keempat buku itu sebagai berikut :
I.
Perbudakan bangsa Israel,
400 tahun Keluaran 1,2
II.
Dari Mesir ke Sinai,
kurang dari 1 tahun Keluaran 3-18
III.
Berkemah di Kaki Gunung
Sinai,
± 1 tahun Keluaran 19-bilangsan 10
IV.
Pengembaraan di padang
gurun,
± 38 tahun Bilangan 10-21
V.
Berkemah sebelum
memasuki Kanaan,
± 1 tahun Bilangan 22-Ulangan 34
Mesir adalah salah satu pusat
peradaban yang paling maju, ketika bangsa Israel mulai muncul sebagai satu
bangsa. Kerajaan yang baru itu berdiri kira-kira abad ke XVI SM Setelah [2].
Kitab keluaran sangat penting, baik
ditinjau dari sudut pandang orang Yahudi maupun dari sudut pandang orang Kristen. Di dalamnya
terdapat riwayat mengenai peristiwa-peristiwa yang didasarkan pada
keyakinan-keyakinan asasi tentang Allah, hokum-hukum, serta peraturan-peraturan
untuk mengatur sikap orang percaya. Dengan demikian, kita semua seharusnya
mempelajari dan berusaha untuk memahaminya dengan sebaik mungkin [3].
Kitab keluaran mencatat peristiwa-peristiwa dari
kelahiran Musa sampai penyelesaian dan penahbisan kemah suci di Sinai pada buku
pertama tahun kedua sesudah peristiwa keluaran dari Mesir (bdg. 1:1;2:1-14; 19:
1; 40:17). Jadi sejarah actual dari kitab keluaran meliputi jangka waktu
sekitar delapan puluh lima tahun.
Pemahaman kita tentang keluaran umat Ibrani menjadi
semakin rumit oleh pertimbangan-pertimbangan geografis, rute yang terdapat dari
umat Ibrani ketika melintas padang gurun dan letaknya Gunung Sinai masih belum
diketahui dengan pasti. Tiga pilihan sudah diajukan untuk rute keluaran yang
ditempuh oleh umat Ibrani teori rute Sinai paling utara, teori rute Sinai
tengah, dan teori rute Sinai tradisional di selatan [4].
Kitab Keluaran merupakan buku kedua dari kumpulan
5 kitab yang disebut Taurat,
yang disusun oleh Musa,
dan urutan kedua dalam kanon
Perjanjian Lama atau Tanakh
(Alkitab Ibrani).[1][2] Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Shemoth
dari kata-kata pertama Ve-eleh shemoth. Sedangkan dalam beberapa bahasa Eropa,
disebut dengan nama Exodus.
Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo
Hieronimus yang mengambilnya dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani.
Ini artinya adalah "keluaran", dan terutama peristiwa
"keluaran" bangsa Yahudi
dari tanah Mesir, di mana mereka diperbudak selama
lebih dari 400 tahun [5].
SEJARAH
PENULIS
Sejarah-sejarah Aliktab, yang berpegang pada pandangan lebih dari satu
penulis yang dikaitkan dengan hipotesis dokumen-dokumen untuk komposisi
pentateukh, membagi keluaran ke dalam tiga sumber utama: sumber Y (atau
Yahwis), Sumber E (Elohis), dan sember P (priestly atatu imam). Pasal 1-34 pada
umumnya diangggap sebagai suatu “jalinan” dari Y dan E dan P, sedangkan pasala
35-40 dianggap sebagai materi dari sumber P [6].
Kitab
Keluran terdiri atas dua bagian: bagian pertama terdiri dari fasal 1-15 ialah
mengenai Kelepasan dari Mesir; bagian kedua terdiri dari fasal 16-40 ialah
mengenai Wahyu (pernyataan) Allah di Sinai [7] .
Kitab
keluaran ini tidak berdiri sendiri sebagai karya terpisah. Memang sebelumnya
sudah disebutkan hubungan dengan kitab-kitab lain dalam Pentateuhk. Ini
merupakan sebagai dari riwayat besar yang mulai dari penciptaan langit serta
bumi dan berakhir dengan kematian Musa.
Hubungan
anatar Kitab Keluaran dan kitab Kejadian tidak sederahana. Peristiwa-peritiwa
alam kitab Keluaran terjadi lama sesudah zama para bapak leluhur dalam kitab
Kejadian. Keadaan “anak Yakub” itu juga banyak berubah. Pada akhir kitab
Kejadian mereka tinggal I tanah Gosyen sebagai gembala-gembala yang cukup kaya
dan mereka itindas sebagai budak-budak di Mesir dan terpaksa membangun
kota-kota pertahanan bagi raja. Namun, hal itu tidak berarti bahwa hubungan
antara kedua kitab itu terputus. Justru tetap ada dan sangat penting. Allah
yang dikenal oleh para Bapa Leluhur menyatakan nama-Nya yaitu Tuhan, dan
sifat-sifat-Nya yang dapat dilihat secara lebih jelas melalui tindakan-tindakan
serta firman-Nya. Janji-janji dalam kitab Kejadian masih berlaku, bahkan
menyebabkan Allah menyelamatkan orang-orang Israel dari perbudakan. Memang bisa
dikatakan bahwa janji-janji itu mulai digenapi. Hubungan antara Kitab Kejadian
dan Kitab Keluaran sesungguhnya teologis, bukan sejarah [8].
Sejarahsuci
meluas dalam kitab Keluaran. Beberapa abad setelah kematian Yusuf tidak
dicatat. Sementara itu keturunan para Patriarkh menjadi sangat banyak. Firau yang
memerintah pada waktu itu tidak senang melihat perkembangan penduduk bni Isrel
ini, dan memperbudak dan mernindas mereka. Di bawah pimpinan Musa, bangsa
Israel dimerdekakan dari perbudakan, dijadikan bangsa yang merdeka dan
dipersiakan untuk menaklukkan dan mendudukki tanah kanaan.
Arti rohani pelepasan ini sangat
luas sekali. Empat buku yang sisa dari Pentateukh atau seperenam dari seluruh
Perjanjian Lama diugunakan untuk mencatat kejadian yang penring ini.
Dalam waktu yang relative singkat
dibawah pimpinan Musa, Bangas Israel dimerdekakan dari tindasan dan menjadi
suatu bangsa merdeka yang sabar akan hubungan dengan Allah dan janji-Nya Kisah
yang terdapat did lam Alkitab dapat dibagi sebagai berikut:
I.
Israel bebas dari
perbudakan Keluaran
1:1-13:19
A. Keadaan
di Mesir, 1:1-22
B. Musa-Kelahiran,
pendidikan dan panggilannya,
2:1-4:31
II.
Dari Mesir ke Gunung
Sinai 13:20-19:2
A. Pelepasan
ilahi, 13:20-15:21
B. Perjalanan
menuju tempat perkemahan di Sinai,
Nama kitab kedua
dalam Pentateukh adalah Keluaran (Indonesia), Exodus (Inggris) dan
tAmv.
hL,aew> (we’elleh shemoth) atau tAmv. (shemoth) Ibrani. tAmv.
hL,aew>
(we’elleh
shemoth) merupakan 2 kata pertama yang muncul pada kalimat pertama
pembagian
buku Pentateukh kedua, yang berarti ‘dan inilah nama-nama…’ Sedangkan
bahasa
Inggris mengambil istilah ‘Exodus’ dari bahasa Latin yang mengadopsi dari
bahasa
Yunani (LXX) dalam Keluaran 19:1 “tou/ de. mhno.j tou/ tri,tou th/j evxo,dou…”
(tou de
mhnos tou tritou ths exodou). Istilah Exodus dapat berarti ‘keberangkatan,
kematian’
dan pengambilan nama Exodus ini didasarkan pada tema yang mendasari kitab
ini.
Keluaran
sebagai kelanjutan dari Kejadian
Kejadian
terdiri dari kisah-kisah individu sedangkan Keluaran merupakan kisah tentang
bagaimana
suatu bangsa terbentuk. Dari Kel. 19 (di gunung Sinai) hingga akhir kitab Kel.
semuanya
berhubungan dengan hukum-hukum/peraturan-peraturan. Tema hukum
tersebut
terus berlanjut dalam seluruh kitab Imamat hingga Bil. 9. Orang Israel mulai
pindah
dari Bil. 10:11 dan akhirnya tiba di seberang sungai Yordan (Bil. 33:48).
Kemudian
ada sebuah bentuk percakapan yang cukup panjang dalam kitab Ulangan.
Perpindahan
itu mulai lagi hanya di bagian akhir kitab Ulangan.
Keluaran
sebagai pesan harapan
Motif
Keluaran merupakan salah satu tema yang paling banyak muncul di dalam seluruh
Alkitab
dan paling banyak dipakai sebagai tipologi dalam berbagai peristiwa-peristiwa
masa
depan:
_
Penglihatan para nabi tentang kembalinya bangsa Israel dari pembuangan
digambarkan
sebagai peristiwa Keluaran yang baru (Yes. 43:14-21; Yeh. 20:32-44);
_
Pemazmur minta bantuan dari Allah dengan mengutip Keluaran sebagai contoh dari
karya
penyelamatan Allah (Maz.80:8; 81:6; 99:6);
_
Percakapan Yesus dalam kitab Matius yang banyak mengutip kisah Keluaran dan
kutipan
lainnya dalam surat-surat (I Kor 10:4);
_ Oleh
karena itu tema kitab Keluaran merupakan sesuatu yang bersifat teologis yang
PENULIS
Penulis kitab ini adalah Musa. Waktu
penulisannya anatar 1450 dan 1400 SM. Kebanyakan mengagap tahun 1300-1250 sM
lebih cocok dengan kebanyakan bukti dibandingkan dengan penentu waktu lainnya.
Atas dasar ini dapat ditentukan bahwa Firaun penindas orang Israel adalah Seti
I ( 1305-1290 sM) dan Firaun dalam kitab keluaran adalah Rameses II
(1290-1224).
Meskipun
peristiwa keluaran jelas merupakan pusat sejarah Israel, namun belum ada
penyelesaian akhir dapat diberikan atas masalah kronologi dan geografis yang rumit
sehubungan dengan peristiwa itu. Zaman umum yang cocok dengan kebanyakan bukti
di dalam dan di luar Alkitab adalah peruhan pertama abad ke-13 (1300-1250 sM) [11].
Penulis
ktab ini adalah Musa seorang nabi yang telah dipanggil Allah untuk
menyelamatkan bangsa Israel, Kitab keluaran ini terdiri atas dua bagian: bagian
pertama terdiri dari fasal 1-5 ialah mengenai kelepasan dari Mesir; bagian
kedua tetriri dari fasal 16-40 ialah mengenai wahyu (pernyataan) Allah di Sinai
[12].
Dengan
demikian, sulit menerima tradisi bahwa Musa sendiri yang menulis kitab
Pentateukh itu. Namun, juga sulit dipercaya bahwa satu orang menulis semua
bahan didlamnya ataupun semua ditulis pada zaman yang sama sebab terdapat
banyak ulangan, perbedaan gaya, dan sebagainya. Kadang-kadang suatu cerita
diriwayatkan dua kali, barangkali dengan perbedaan bahkan dengan kontradiksi.
Dalam
Kitab Keluaran, pemanggilan Musa diriwayatkan baik dalam 3:1-21 maupun dalam
6:1-12. Dalam kedua riwayat itu, nama “Tuhan” (Yahweh) dinyatakan seakan-akan tidak
dikenal manusia dahulu. Kedua riwayat itu tidak setuju dengan keterangan dalam
kejadian 4:26, yaitu pada waktu Enos ”orang mulai memanggil nama TUHAN” [13].
Beberapa
pakar beranggapan bahwa Musa hanya menulis bagian-bagian utama dari keluaran
dan beberapa tambah tertentu tekun dibuat oleh editor-editor di kemudian hari
(Misalnya, silsilah dalam 6:14-27). Orang lain lagi menganggap kitab Keluaran
sebagai hasil penulisan pengganti Musa, seperti Yosua, atau imam Eleazar,
berdasarkan tradisi lisan yang diterima dari Musa dan Harun bagaiman juga,
semua pandangan ini mengakui bahwa Musa adalah sumber dari dokumen tertulis
yang mencatat peristiwa keluaran dari Mesir [14].
Kitab
Keluaran
merupakan buku kedua dari kumpulan 5 kitab yang disebut Taurat, yang disusun oleh Musa, dan urutan kedua dalam kanon Perjanjian Lama atau Tanakh (Alkitab Ibrani) [15].
BAB II
(ISI)
SEJARAH HISTORIS
Untuk memastikan waktu dan tempat
terjadinya peristiwa keluaran, pertama-tama kita harus mengenal masa sejarah
ketika pertiwa itu terjadi, yaitu masa kejayaan kerajaan Mesir. Demi
kesinambungan dan kelengkapannya, ringkasan berikut akan memulai dengan akhir
“Zaman bapak-bapak leluhur” kira-kira tahun 1550 sM dan dilanjutkan sehingga
kira-kira tahun 1200 sM, ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Selama
masa ini, yang kira-kira bersamaan dengan Zaman Perunggu Akhir di Palestina,
Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan Palestia, Mesir mendominasi duni zaman
kuno dan Palestina terletak di dalam batas-batas kerajaannya [16].
Historis kitab keluaran adalah pelestarian kisa-kisah yang menjelaskan
bagaimana umat Israel sampai menjadi buak I Mesir kelepasan mereka, dan
kehadiran mereka di padang gurun sianai. Cerita kitab keluaran menghubungkan
kisah-kisah para bapa leluhur dengan bangsa teokrotis yang menaklukkan kanaan
(bdg. 6:4) [17].
Kitab
Keluaran dalam bahasa Ibrani, sesuai dengan kebiasaan kuno yang lazim dipakai
di Tengah Dekat, dipakai kata-kata pertama, yaitu we’eleh syemot, yang berarti “Inilah nama”. Memang biasanya
isatukan dengan syemot, yaitu “nama”.
Dalam
hampir semua terjemahan, baik dahulu maupun sekarang, terdapat judul yang
menekankan suatu peristiwa yang penting sekali yang diriwayatkan didalamnya,
yaitu keluaran umat Israel dari Mesir. Dengan demikian, Septuaginta ( terjemahan
ke dalam bahasa Yunani yang dibuat pada abad ke-3 sM.) memakai judul Exodos, yang berarti ”keluaran”. Vulgata
( terjemahan ke dalam bahasa Latin yang dibuat kira-kira tahun 400 M.) serta
terjemahan-terjemahan bahasa inggris memakai nama Exodus, yang artiny sama. Judul itu sangat cocok, meskipun dimuat
juga peristiwa-peristiwa lain seperti perjalanan umat Israel melalui padang
gurun, Pemberian Kesepuluh Firman di gunung Sinai, upacara pengikat perjanjian
antara Tuhan dengan bangsa Israel, dan dosa bangsa itu ketika mereka membuat
anak lembu emas. Termasuk juga ketetapan-ketetapan untuk mendirikan kemah Suci
dan riwayat tentang pelaksanaan ketetapan itu.
Kitab
itu, terutama dalam Alkitab bahasa Jerman, juga disebut “Kitab Musa yang
Kedua”. Judul itu menghubungkan dengan kitab-kitab pertama Pantateuhk yang
lain, sebab kejadian disebut Kitab Musa yang pertama, Imamat disebut Kitab yang
ketiga, dan seterusnya. Musa juga ditonjolkan dalam kitab keluaran ini sebagai
pemimpin bangsa Israel, yang hubungan dengan Tuhan, Allah mereka, cukup unik,
yang kuasanya juga unik, dan menentukan dasar serta norma iman mereka. Bahkan
tradisi lama yang menyatakan bahwa Musalah yang menulis semua kitab Pantateuhk
dan tradisi itu akan dibicarakan nanti [18].
Mesir
adalah salah satu pusat peradaban yang paling maju, ketika bangsa Israel mulai
muncul sebagai suatu bangsa. Kerajaan yang baru itu berdiri kira-kira abad ke
XVI SM setelah mengusir bangsa Hyksos yang telah menduduki Mesir selama hamipir
dua abad. Salah seorang pemimpin militernya yang besar ialah Thutmosis III (±
1500-1450). Berkali-kali ia memimpin tentaranya melalui Palestina atau
mengarungi Laut Tengah untuk memperluas daerah kekuasaan Mesir sampai k Sungai
Efrat. Ia sering dibandingkan dengan Alexander
Agung atau napoleon.
Dalam waktu yang relative singkat
dibawah pimpinan Musa, Bangas Israel dimerdekakan dari tindasan dan menjadi
suatu bangsa merdeka yang sabar akan hubungan dengan Allah dan janji-Nya Kisah
yang terdapat didalam Alkitab.
Sejarahsuci
meluas dalam kitab Keluaran. Beberapa abad setelah kematian Yusuf tidak
dicatat. Sementara itu keturunan para Patriarkh menjadi sangat banyak. Firau
yang memerintah pada waktu itu tidak senang melihat perkembangan penduduk bni
Isrel ini, dan memperbudak dan mernindas mereka. Di bawah pimpinan Musa, bangsa
Israel dimerdekakan dari perbudakan, dijadikan bangsa yang merdeka dan
dipersiakan untuk menaklukkan dan mendudukki tanah kanaan [19].
Setelah
didahului dengan beberapa narasi yang dapat disebut sebagai suatu transisi
antara
Kejadian
dan Keluaran (penindasan bangsa Israel di mesir, pembunuhan bayi laki-laki
orang
Israel, kelahiran Musa, Musa melarikan diri ke Midian) sekaligus satu periode
narasi
(Kel. 1:8 bdg 2:23), maka kitab Keluaran kembali ke kitab Kejadian dengan
mengingat
kembali perjanjian Allah dengan leluhur bangsa Israel (2:24; 3:6).
Dalam
perjalanan untuk mencapai perjanjian Allah dengan leluhur bangsa Israel, Allah
menjelaskan
kepada Musa sebuah konsep perjanjian dalam Kel. 6:1-7 dan ayat 6
merupakan
kunci keseluruhan kitab Keluaran “Aku akan mengangkat kamu menjadi
umatKu
dan Aku akan menjadi Allahmu.” Oleh karena itu dalam keseluruhan
kitab
Keluaran,
istilah “umat-Ku” (7:4,16; 8:1,20-23, 9:1,13,17; 10:3,4 bdg. 3:10; 4:22),
“TUHAN,
Allah orang Ibrani” (7:16; 9:1; 10:3 bdg. 5:3) muncul dalam frekuensi yang
cukup
banyak. Firaun pun selalu menyebut TUHAN dengan “TUHAN Allahmu” (8:28;
10:8,16,17).
Tuhan pun selalu menyebut diri-Nya dalam berhubungan dengan bangsa
Isreal
dengan “TUHAN, Allahmu” (6:6b; 15:26; 16:12; 20:2,5,7,10,12; 23:19,25;
34:24,26).
Puncak
dari hubungan Allah dan bangsa Isreal tersebut terjadi di Sinai (19:5) yang
dinyatakan
dalam bentuk ‘pertemuan Tuhan dengan bangsa Israel’ (19:17), ‘berbicara’
(20:22),
‘melihat Allah’ (24:10). Selanjutnya Allah dan bangsa Israel membuat perjanjian
melalui
Decalogue (20:1-17) dan Kitab Perjanjian (21-23) dan kemudian perjanjian itu
disahkan
(Kel. 24).
Sebagai
bukti dari perjanjian itu Allah akan hadir di tengah-tengah umat-Nya melalui
pendirian
tabernakel. Kitab Keluaran diakhiri dengan gambaran tentang kehadiran Allah
melalui
awan (40:34-38).
NAMA
ALLAH (6:1-2)
Pertanyaan
yang sering ditanyakan sehubungan dengan nama Allah adalah kapan Allah
menyatakan
diri dengan nama Yahweh (TUHAN). Sebutan “Yahweh” sudah dipakai
sejak
Kejadian 2 (Yahweh Elohim), namun Kejadian 4:26 menyatakan bahwa orang
mulai
memanggil nama Yahweh pada jaman Enos. Lebih jauh lagi, Keluaran 6:2
menyatakan
bahwa Allah mulai memperkenalkan diri sebagai Yahweh pada jaman Musa,
sedangkan
pada bapa-bapa leluhur Ia hanya memperkenalkan diri sebagai Allah yang
mahatinggi
(El Shaddai). Manakah yang benar? Apakah nama Yahweh baru dikenal pada
jaman
Enos? Musa? Atau sejak jaman Adam?
Sebelum
menyelidiki Kejadian 4:26 dan Kel 6:2 secara detil, ada dua hal yang perlu
dipahami
terlebih dahulu. Pertama, konsep orang Yahudi tentang nama. Bagi mereka,
nama
bukan hanya berfungsi sebagai panggilan, seperti orang modern memahaminya.
Nama
bagi mereka merupakan ekspresi dari kepribadian, misalnya Nabal berarti “bodoh”
(1Sam
25:25). Tidak heran, perubahan nama dilakukan pada beberapa orang yang telah
mengalami
perubahan karakter. Contoh: nama “Yakub” yang berarti pemegang tumit
(Kej
25:26) diganti dengan “Israel” yang berarti bergumul dengan Allah (Kej 32:28).
Perubahan
nama Yakub ini menandai fase penting dalam hidupnya. Ia dahulu selalu
berusaha
dengan kekuatan sendiri untuk mencapai sesuatu yang sebenarnya sudah
dijanjikan
Allah (Kej 25:23), misalnya memperdayai kakaknya untuk mendapat hak
kesulungan
(Kej 25:29-34) dan menipu ayahnya untuk mendapatkan berkat (Kej 27:1-
29).
Setelah peristiwa perubahan nama di Kejadian 32, Yakub tidak lagi menipu atau
memperdayai
orang lain. Dalam bagian lain Alkitab, nama Allah seringkali dipakai untuk
mewakili
seluruh Pribadi Allah. Hal ini tercermin dari ungkapan seperti larangan untuk
menyebut
nama Yahweh dengan sembarangan (Kel 20:7; Im 24:16; Ul 5:11), pujian
untuk
nama Yahweh (Mzm 17:18; 113:1). Kedua, konsep orang Yahudi tentang
mengenal
Allah. Dalam Perjanjian Lama (sekitar 26 kali), tindakan ‘mengenal Allah’
bukan
hanya melibatkan aspek kognitif (intelektual), tetapi juga aspek relasional
(hubungan
atau pengalaman). Makna ini diilustrasikan dengan jelas melalui arti kata
Ibrani yada.
Kata ini bisa berarti mengetahui (Kej 3:5, 7, 22; 4:9) atau bersetubuh (Kej
4:1,
17). Berdasarkan penggunaan ini kita perlu melihat apakah arti kata
‘mengetahui’
atau
‘mengenal’ di suatu teks bersifat intelektual saja atau sekaligus relasional.
Kejadian
4:26
Ayat ini
telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara para penafsir. Para penafsir
Yahudi
awal melihat kata Ibrani lx;Wh hukhal (LAI:TB “mulai”) di ayat ini dalam
arti
“mengotori”,
sehingga Kejadian 4:26 dianggap sebagai permulaan dari penyembahan
berhala.
Pendapat ini tentu saja memiliki beberapa kelemahan serius. Frase “memanggil
nama
Yahweh” dalam kitab Kejadian seringkali dipakai untuk penyembahan/ibadah yang
benar
oleh para patriarkh (12:8; 13:4; 21:33; 26:25). Selain itu, Kejadian 4:25-26
merupakan
kontras bagi Kejadian 4:17-24: ayat 17-24 memaparkan suatu keturunan yang
tidak
takut terhadap Yahweh, sedangkan ayat 25-26 menandai awal keberadaan suatu
keturunan
yang baik (pengganti Habel, orang yang benar itu).
Young
Literal Translation (YLT) menerjemahkan “memanggil” dengan kata benda
SEJARAH POLITIK
Sejarah politik dalam kitab keluaran
ini pada pertempuran besar kadesy pada
tahun ke-5 pemerintahan Rameses II, baik Mesir maupun orang Het memakai tentara
sewaan yang terdiri dari orang-orang Aego-kreta, “Bangsa-bangsa laut” yang
mereka temui dalam pertempuran untuk mempertahankan kerajaan mereka [21].
Di
samping itu, sama seperti akan dilihat dari tafsiran nanti, ada banyak unsur
yang realistis salam riwayat dari Kitab Keluaran ini. Misalnya, Ketika Musa
meminta izin Firaun untuk pertama kalinya agar orang-orang Isael pergi ke
padang gurun, Firaun marah sekali. Ia menang dalam perselisian melawan dia.
Juga sesudah orang-orang Israel terlepas, Mereka tidak mengalami
keuntungan-keuntungan kebebasan dengan segera, Mereka mulai memikirkan bahwa
keadaan mereka dulu sebagai budak-budak lebih baik dan aman. Mereka lalu
menuduh Musa sebagai Orang yang menyebabkan nasib mereka menjai lebih jelek
(14:10-12; 15:24). Sama seperti banyak orang lain, mereka harus menderita banya
ketidakpastian sebelum menikmati keuntungan hidup mereka yang baru.
Ada
juga persoalan-persoalan ari seluk-beluk dalam riwayat itu. Misalnya dalam
perikop tetang kelahiran Musa (2:1-10) terdapat keterangan bahwa puteri Firaun
datang untuk mandi di Sungan Nill. Namun, menurut para sarjana yang mempelajari Negeri Mesir
secara teliti seorang puteri Firaun tidak mungkin mandi di sana. Memang luar
biasa jika seorang puteri raja, yang tinggal di istana yang besar dan mewah,
mandi di Sungai. Menurut ayat 10, Puteri Firaun menghubungkan nama Musa dengan
kata kerja bahasa Ibrani “menarik”, seakam-akan ia tahu bahasa Ibrani. Namun
sangat kecil kemungkinan dia tahu bahasa itu [22].
Dengan
sepuluh tulah Musa menantang Firaun yang tidak mau melepaskan bangsa Israel
untuk keluar dari tanah Mesir. Maksud tulah-tulah itu (keluaran 9:16) ialah
menunjukkan kuasa Allah yang besar, baik kepada bangsa mesir maupun kepada
bangsa lsrael. Firaun mendapat kesempatan untuk menuruti kehendak Allah, tetapi
ia mengeraskan hatinya. Sikap aslinya tidak pernah berubah walaupun tulah-tulah
ini diberikan sebagai kejadian-kejadian alam yang biasa, namunmkuasa Allah yang
ilahi itu nyata dalam peningkatan, diskriminasi dan peraturan waktunya.
Tulah-tulah itu mungkin ditunjukkan kepada dewa-dewa bangsa Mesir [23].
, Firaun meminta Imhotep untuk
mempelajari kitab-kitab keramat. Setelah
beberapa hari mempelajarinya, Imhotep
muncul dan membukakan kepada Firaun tentang
“keajaiban-keajaiban
tersembunyi” yang tidak ditunjukkan kepada
raja lain tentang masa-masa tersebut.
Zoser sangat terkesima dengan penjelasan
Imhotep yang mengakibatkan Mesir
dapat mengatasi kelaparan di negeri tersebut.
Selanjutnya Imhotep diangkat
sebagai kepala imam Kheri-heb, yaitu anak
dewa Ptah. Tetapi popularitas
Imhotep tidak hanya berhenti selama dia
hidup. Ketika dia mati, dia diangkat,
didewakan sebagai dewa penyembuh. Firaun-firaun
selanjutnya membangun
banyak kuil yang salah satunya ditujukan
kepada Imhotep. Di kuil Imhotep
disediakan kamar-kamar pengobatan untuk orang
yang sakit secara fisik dan
mental. Imhotep juga mengajarkan kepada orang
Mesir bahwa berbagai bentuk
gejala penyakit dapat dihindarkan jika
kekuatan sihir dari penyembuahn
dipergunakan dengan benar. Para ahli sihir
pengikut Imhotep biasa
mempergunakan
kristal sihir dan jampi-jampi Isis untuk memanggil Sekhmet,
SEJARAH PEREKONOMIAN
Perekonomian dikuasai Rameses II
yang melakukan serangan besar-besaran terhadap Keraajaan Het Yang menyergap
tiba-tiba dekat Kadesy di daerah Orotes.
Sehingga memperbanyak pendapatan dari peperangan tersebut [25].
Bagian ini dimulai dengan riwayat tetang nasib orang-orang Israel yang
iperbudak Oleh Firaun di Mesir. Karena perbudakan itu bangsa Israel mengalami
perekonomian yang menurun, serta perselisian yang besar dan panjang harus
terjadi. Pasal 1-4 berisi peritiwa-peristiwa yang mendahului perselian itu [26].
KEPEMIMPINAN
Tutmosis I mereka mencapai daerah
Efrat umumnya firaun-firaun Dinasti XVIII awalnya hanya memimpin penyerangan
penghukuman, karena mereka sibuk dengan pembangunan negeri serta penaklukan
nubia dan sudan di selatan. Namun, situasi berubah di bawah Tutmosis III
(1490-36 sM), salah seorang dari penguasa Mesir yang paling pandai. Dalam
pertempuran terkenal Megidon, kira-kira tahun 1468 sM ia mengalahkan Oran g
Hiksos, yang berpusat di Kadesy di Orontes, Siria bagian selatan. Dalam
serangan berikutnua ia mematahkan semua perlawanan dan memperluasan
kerajaannya Mesir dengan Mitanni yang
menguasai Siria. Peperangan antara kedua negara itu berlangsung terputus-putus
selama hampir 50 tahun sampai di adakan perjanjian dibawah Tutmosis IV
(kira-kira 1412-03 sM). Tampaknya, kedua belah pihak membuat perjanjian itu
karena takut akan bangkitnya kembali orang Het yang menekan Sirian bagian
utara.
Namun semua negara-kota
diperbolehkan memiliki kuasa setempat dan otonomi yang cukup. Pada pertengahan
abad ke-14 sM Palestina di pertahankan pasukan-pasukan kecil yang ditempatkan
di pusat-pusat adminitrasi[27] .
Musa
lahir pada masa yang suram dalam sejarah bansa Israel. Akan tetapi musa
dijadikan anak Angkat oleh puteri Firaun dan ia diberi pendidikan pusat
peradaban yang paling terkemuka serta mendidik dalam segala hikmat Mesir (Kisah
para Rasul 7:22).
Pertimbangkanlah panggilan musa
(Keluaran 3:1-4 :17) dengan mengingat latar belakang dan pengetahuannya tentang
istana Mesir serta juga keadaan Orang Israel yang nempaknya tidak member
harapan [28].
Karena
hanya ada dua Firaun di mesir yang memerintah lebih dari empat puluh tahun
(jangka waktu pengasingan musa di pusat padang gurun selama penindasan umat
Ibrani), pemerintah mereka merupakan pusat perhatian diskusi untuk menentukan
tanggal terjadi peritiwa keluaran. Pandangan tanggal dini menyebut Thutmose III
(1504-1450) sebagi Firaun dimasa Penindasan dan Amenophis II (1450-1425) sebagi
FIraun dari peristiwa keluaran. Kedua-duanya memerintah selama Dinasti atau
Wangsa ke-18 dari periode sejarah Mesir yang di kenal sebagai masa kerajaan
baru dan Zaman perang akhir dari sejarah Timur dekat kuno [29].
POLA PIKIR ORANG PADA
SAAT ITU
Pola pikir orang Mesir menggunakan
pengetahuan Militer mereka untuk menguasai dan memperluas kerajaan mereka.
Tetapi orang israel Merasa tertekank katena tindasan orang-orang mesir kepada
mereka karena kemajuan bangsa Israel tetapi Tuhan telah mempersiapkan pemimpin
yaitu Musa.
Musa adalah seorang yang di asuh
oleh Puteri Firaun dan diberi pendidikan terbaik di bangsa Mesir tetapi Tuhan
sendiri telah memanggik musa untuk melepaskan Bangsa Israel dari jeratan bangsa
Mesir [30].
KEADAAN AGAMA
Bangsa Mesir menyembah Dewa-dewa
yang mereka percayai. Akan Tetapi Israel menyembah Tuhan Allah akan tetapi
firaun tidak memperbolehkan bangsa Israel untuk beribadat akan tetapi Musa
selalu mencari cara untuk mereka boleh beribadat dengan membuat Tulah kepada
bangsa Mesir.
Firaun
masih tetap mempertahankan bangsa Israel akan tetapi pada Tulah kesepuluh
Firaun akhirnya melepaskan Israel dan Musa membimbing Bangsa Israel menuju
tanah Kanaan[31]
Termasuk
dalam bagian yang sangat pentingini aalah riwayat mengenai peristiwa-peristiwa
I gunung Sinai dan kelompok-kelompok hokum serta peraturan. Menurut riwayat,
Tuhan menampakkan diri di atas gunung itu an umat Israel harus mempersiapkan
diri untuk mrnghadapi kedatangan-Nya (19:1-25). Mereka takut. Musa harus
menjadi pengantar antara Tuhan dan mereka diikat dengan upacara (24:1-11)
sebelum musa naik ke gunung (24:12-18). Kelompok hokum yang pertama terkenal
sebagai “Kesepuluh Firman” (20:1-17), dan yang kedua disebut “Kitab Perjanjian”
(20:22-23:19) dengan tambahan yang berisi janji dan teguran kepada Israel
(23:20-23) [32].
BAB III
(PENUTUP)
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan dan saran setelah meneliti dan merangkum pembahasan Kitab
Keluaran dari Latar Belakang, Sejarah Penulisan, Penuli, Sejarah Historis,
Sejarah Politik, Sejarah Ekonomi, Kepemimpinan, Pola pikir oaring ada saat itu,
dan Keadaan agamanya.
Kitab
Keluaran atau Kitab Pantateuhk adalah kitab yang memiliki tiga sumber yaitu:
Sumber Y ( Yahwis ), Sumber E ( Elohis ), dan Sumber P ( Priestly atau Imam )
maka dari sumber-sumber ini terbentuk lah sebuah kitab yaitu Kitab Keluaran.
Kitab
Keluaran ini menceritakan tentang Perbudakan dan Penindasan bangsa Israel di
tana Mesir yang pada saat itu di pimpin Oleh Firaun akan tetapi Allah sendiri
tidak akan membiarkan Bangsanya menderita oleh sebab itu Allah senyuruh seorang
nabi ialah Nabi Musa.
Musa
adalah seorang Nabi yang memimpin bangsa Israel keluara dari Tanah Mesir menuju
Tanah kanaan. Musa diadopsi Oleh Puteri Firaun dan Musa menerima pendidikan
hikmat Mesir yang terbaik di tanah Mesir pada saat itu.
Perhatikanlah lingkup Perjalanan dan
waktu yang terdapat dalam garis besar keempat buku itu sebagai berikut :
I.
Perbudakan bangsa
Israel, 400 tahun Keluaran 1,2
II.
Dari Mesir ke Sinai,
kurang dari 1 tahun Keluaran 3-18
III.
Berkemah di Kaki Gunung
Sinai,
± 1 tahun Keluaran 19-bilangsan 10
IV.
Pengembaraan di padang
gurun,
± 38 tahun Bilangan 10-21
V.
Berkemah sebelum
memasuki Kanaan,
± 1 tahun Bilangan 22-Ulangan 34
DAFTAR
PUSTAKA
ROBERT M. PATERSON, Tafsiran
Alkitab kitab keluaran. PT. BPK GUNUNG MULIA
SAMUEL J.
SCHULTZ, TH.D Pengantar perjanjian lama
taurat dan sejarah hlm. 28&29
ANDREWE . HILL
dan JHON .H. WALTON, Buku Survei
Perjanjian Lama
Dr.J. BLOMMENDAAL, PENGANTAR DARI
PERJANJIAN LAMA, PT. BPK GUNUNG MULIA